Waralaba Bukan Model Bisnis Jangka Panjang

Waralaba Bukan Model Bisnis Jangka Panjang

Waralaba merupakan salah satu model bisnis yang mudah dijumpai. Fenomena tersebut tidak mengherankan karena bisnis waralaba terbilang praktis. Mengapa praktis? Perusahaan yang menerapkan modal bisnis franchise artinya telah memiliki manajemen bisnis yang matang. Selain itu perusahaan pemilik brand atau merek dagang, yang diberi istilah Pewaralaba , memiliki pasar yang konstan serta reutasi yang baik. Sehingga dapat menjalankan manajemen dan strategi bisnis yang berkelanjutan.

Tidak hanya itu, merek atau brand yang telah dikenal masyarakat memberi keistimewaan sendiri. Salah satunya telah memiliki pelanggan yang loyal, sehingga tidak perlu pusing memikirkan strategi pemasaran yang diperlukan. Oleh karena itu menjalankan bisnis waralaba berpeluang untuk lebih cepat sukses daripada memulai bisnis dari nol.

Namun sebagai calon pengusaha yang tajir melintir, kita tidak bisa memungkiri bahwa setiap model bisnis pasti memiliki kekurangan. Tapi kekurangan tersebut bisa dijadikan landasan untuk merancang strategi supaya kita terhindar dari kegagalan. Konglomerator.com akan membahas kekurangan dari model bisnis waralaba, melansir dari Jurnal.id:

Tidak bebas dalam berkreasi

Kreativitas dibutuhkan untuk menjalankan bisnis supaya bisa menghasilkan sebuah inovasi dengan nilai jual yang menguntungkan. Sayangnya kreativitas kita saat menjalani bisnis waralaba harus tertahan. Sebab, semua sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang untuk berkreativitas menjadi sangat terbatas. Bahkan ide yang muncul sulit diaplikasikan karena adanya perjanjian-perjanjian khusus.

Terjebak dalam tren pasar

Tren pasar bagaikan pisau bermata dua, di satu sisi tren yang ada menguntungkan suatu bisnis karena sedang sangat diminati. Tapi perlu diingat juga, biasanya tren pasar bersifat sementara. Perilaku konsumen yang berubah-ubah terhadap tren ternyata memengaruhi kondisi bisnis waralaba. Misalnya franchise martabak dengan berbagai toping yang mulai tergantikan dengan croffle.

Bergantung pada reputasi waralaba lainnya

Bisnis waralaba yang melibatkan banyak orang tentunya berisiko menimbulkan kesalahan. Jika waralaba yang lain melakukan kesalahan hingga merusak reputasi, kemungkinan besar akan berpengaruh pada bisnis waralaba yang sedang dijalani.

Tidak bisa menyesuaikan kebutuhan modal

Pihak Pewaralaba atau pemilik brand akan mengajukan biaya awal untuk membeli perjanjian waralaba. Kemudian ada juga biaya tambahan untuk pelatihan dan dukungan bagi pembeli waralaba.

Pembagian keuntungan

Setelah mendapat untung dari bisnis waralaba yang dijalankan, pembeli waralaba wajib membaya royalty kepada pihak pewaralaba dari sejumlah keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapat sedikit, keuntungan tersebut tetap akan dipotong untuk menutupi biaya tersebut.

Setelah mengetahui kekurangan dari bisnis waralaba tentunya kita menjadi sadar bahwa memulai bisnis sendiri mungkin akan lebih menguntungkan. Memang pada awal menjalankan usaha, bisnis waralaba memberikan banyak kemudahan. Namun keuntungan besar yang akan didapatkan karena brand telah terkenal terkadang belum tentu terjadi. Oleh karena itu mulai bisnismu sendiri dan kembangkan bersama Konglomerator.com!

Penulis: NCP/ Tim Konglomerator.com

Sumber: https://www.jurnal.id/id/

Gambar: Pixabay/ Alterfines

Tajir melintir Business solution Sukses Financial Passion Juragan Skills Impian