Menkop Teten Perkuat Peran UMKM dengan Digitalisasi dan Pemberdayaan
Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki mengatakan, hingga saat ini ada 15,9 juta UMKM yang berjualan secara online. Jumlah pelaku UMKM tersebut kemungkinan besar akan terus bertambah seiring jumlah pembeli yang menggiurkan. Bank Indonesia menyebutkan pada tahun 2019 jumlah transaksi e-commerce per bulannya mencapai Rp 11 triliun-Rp 13 triliun. Bahkan proyeksi McKinsey & Co, nilai pasar e-commerce Indonesia dinilai akan mencapai sekitar Rp 910 triliun pada 2022.
Jumlah pelaku UMKM tersebut menurut Teten meningkat sebanyak 99 persen sejak 2020 lalu yang berhasil dicapai lewat program Karya Kreatif Indonesia (KKI) yang bersinergi dengan Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Wisata Idonesia (BWI).
Melansir dari Kompas.com, Teten memberikan pernyataan dalam acara Puncak Karya Kreasi Indonesia yang dilakukan secara virtual pada Kamis lalu (23/9/2021). Teten mengatakan secara angka, inisiatif BBI, BBW, dan KKI terbukti mengakselerasi onboarding digitalisasi UMKM secara nasional.
Dalam kesempatan lain Menkop UKM Teten Masduki mengatakan UMKM harus bertahan, bangkit, dan tumbuh usahanya walaupun di tengah tantangan pandemi Covid-19. Sebab UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia, mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia adalah pelaku UMKM.
Setelah pertemuannya dengan Asosiasi UMKM pada Rabulalu (15/9/2021), Teten Masduki mendapat banyak masukan terkait pelonggaran usaha dengan mengikuti level PPKM, pemenuhan kebutuhan tambahan modal, kemudahan mengakses pembiayaan, legalisasi, pengurusan NIB di OSS, digitalisasi, supply bahan baku dan sebagainya. Menurutnya dialog ini sangat bagus agar pemerintah memahami masalah yang dihadapi oleh para pelaku UMKM.
“Di tengah pandemi ketika ekonomi lesu, mereka inilah penggeraknya. Usaha besar menunda investasi. UMKM tidak bisa menunda ekspansi bisnis, mereka dinamisator, penggerak ekonomi ketika sulit," kata Menkop.
"Oleh karena itu, tuntutan mereka supaya tetap dapat menggerakkan ekonomi, akses pembiayaan, akses pasar, dan pendampingan, layak kita penuhi. Kalau tidak, ekonomi kita bisa melemah,” sambungnya.
Teten menambahkan, dari hasil pertemuan ini, pihaknya akan melakukan tindak lanjut satu per satu dan akan menyinergikannya dengan kementerian dan lembaga lainnya. Ketua Asosiasi Paguyuban Pengusaha Warteg dan Pedagang Kaki Lima Jakarta dan sekitarnya Puji Hartoyo mengatakan, pihaknya akan bersinergi dengan pemerintah dalam melakukan pendampingan untuk para UMKM, khususnya pelaku usaha warteg dan PKL dengan pelatihan digitalisasi.
Penulis:NCP/ Tim Konglomerator
Sumber: money.kompas.com/ | money.kompas.com/
Gambar: Artem Beliaikin, Humas Kemenkop