Susi Pudjiastuti Ajak Generasi Milenial Agresif dan Asertif dalam Berbisnis
Sebagai generasi yang tumbuh dan tebiasa dengan kecanggihan teknologi dan inovatif, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengimbau generasi milenial untuk tidak hanya rebahan atau berleha-leha. Sebab menurutnya kesuksesan bisa diraih ketika seseorang jeli melihat kesempatan atau momentum yang ada. Momentum ini biasanya tercipta di setiap krisis, termasuk pandemi Covid-19.
Susi mengatakan kalau momentum tersebut akan terlihat jika krisis disikapi dengan waspada dan asertif. Dia juga menilai, tidak ada salahnya membuka bisnis di masa pandemi. Banyaknya pebisnis yang takut melakukan ekspansi membuat bisnisnya bergerak lambat. Oleh karena itu jika ada sisa tabungan yang sekiranya tidak mengganggu hari tua, Susi menyarankan untuk melakukan sesuatu dengan kritis dan agresif. Membuka usaha bisa menjadi salah satu caranya!
Membuka dan menjalankan bisnis membutuhkan kesabaran, tekad yang kuat, dan kemauan untuk menikmati prosesnya. Konon ada yang mengatakan kalau generasi milenial cenderung menyukai hal yang serba cepat dan instan, sedangkan berbisnis justru sebaliknya. Lalu tahu tidak kalau terdapat tiga kesalahan yang harus dihindari saat menjadi pebisnis semula.
Menurut Ansari Kadir selaku CMO PT Harapan Bangsa Kita dan Co-Founder Sang Pisang serta Ternakopi, kesalahan umum dalam berbisnis yang penting dihindari adalah ingin meraih kesuksesan secara instan. Dia melanjutkan kalau kesuksesan membutuhkan waktu yang panjang dan berliku.
Kesalahan selanjutnya yang bisa dihindari adalah tidak terburu-buru melakukan ekspansi dan fokus mengembangkan bisnisnya terlebih dahulu. Lalu kesalahan dalam berbisnis yang patut kita hindari adalah ikut-ikutan tren semata. Ansari menilai kalau tren memang menarik perhatian pasar. Tapi sayangnya keberadaan sebuah trens hanya bertahan sesaat karena perubahannya yang sangat dinamis.
Founder dan owner Panama Sandals, Anton Hermawayan Sugondo mengatakan kalau lebih baik menggunakan tren yang ada untuk melakukan inovasi sesuai perkembangan zaman. Lalu kesalahan terakhir yang bisa kita hindari adalah berani mengantisipasi atau menghadapi risiko bisnis.
Penulis: NCP/ Tim Konglomerator
Sumber: money.kompas.com | money.kompas.com
Gambar: Pixabay