Kabar baik dari sektor ekonomi, melansir dari idxchanel.com, Indonesia untuk pertama kalinya ditunjuk sebagai tuan rumah atau presidensi pertemuan kelompok 20 (G20). Sekilas info, G20 merupakan forum ekonomi global yang dibentuk pada 1999 sebagai respons atas krisis ekonomi saat itu dengan harapan dapat memberikan mitigasi, penanganan, serta membantu negara-negara keluar dari krisis.

Forum G20 beranggotakan 19 negara, termasuk negara adidaya seperti Amerika Serikat. Indonesia telah menjadi anggota pertemuan Forum G20 sejak awal dibentuk pada 1999. Secara resmi, Indonesia akan menjadi presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022 dengan tema utama “Recover Together, Recover Stronger”. Kepemimpinan RI pada 2022 mendatang tentu membawa sejumlah benefit.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Indonesia dapat turut serta mengambil kebijakan penting dunia. Selain itu presidensi bisa menciptakan lapangan kerja hingga meningkatkan konsumsi masyarakat. Dia melanjutkan, setidaknya ada 3.000 lapangan pekerjaan baru yang terbuka dari presidensi G20, menyusul presidensi tersebut akan menyelenggarakan 150 pertemuan di bebagai kota di Indonesia. Totalnya, presidensi akan berkontribusi pada PDB Indonesia sebesar 533 juta dollar AS.

Sebagai tuan rumah, Indonesia akan mengangkat isu pemulihan ekonomi yang tidak merata di dunia sebagai salah satu topik utamanya. Lalu G20 akan menjadi forum internasional yang berperan penting dalam menyusun standar, prinsip, dan panduan kebijakan untuk menghadapi berbagai tantangan ekonomi dunia.

Benefit lainnya dijelaskan oleh peneliti Makroekonomi LPEM UI, Teuku Riefky, mengatakan bahwa dengan terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah G20 di tahun 2022 kita bisa memasukkan agenda-agenda pertumbuhan Indonesia yang sejauh ini jarang disuarakan. Agenda yang dimaksud meliputi isu ketimpangan dan isu kemiskinan.

Riefky mengatakan bahwa isu kemiskinan menjadi salah satu isu yang jarang dibahas oleh negara maju. Dengan menjadi tuan rumah, Indonesia memiliki peluang untuk memasukkan isu tersebut. Harapannya aka nada koordinasi yang lebih erat dengan para pemimpin negara dan mengakomodir bukan hanya kebutuhan Indonesia tapi juga negara berkembang lainnya.

Penulis: NCP/ Tim Konglomerator.com

Sumber:https://www.idxchannel.com https://money.kompas.com https://www.kompas.com

Gambar: Pixabay. infopublik.id