5 Fondasi Pemulihan Transformatif UMKM di Tahun 2022

5 Fondasi Pemulihan Transformatif UMKM di Tahun 2022

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) membawa harapan baru di tahun 2022. Setelah melalui rintangan di tengah pandemi Covid-19, Kementerian Koperasi dan UMKM telah menancapkan fondasi ekosistem usaha yang adaptif. Teten Masduki sebagai Menteri Koperasi mengatakan bahwa koperasi dan UMKM siap memasuki fase pemulihan transformatif (transformative recovery).

Mengutip dari Kompas.com, dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2021 yang digelar Kamis (30/12/2021) Teten Masduki mengatakan bahwa pemulihan UMKM tidak sekadar tumbuh kembali seperti kondisi sebelum pandemi, tetapi sekaligus menyiapkan UMKM dan koperasi lebih siap menghadapi krisis ataupun perubahan lingkungan di masa yang akan datang.

Pemerintah telah menyiapkan 5 fondasi

  • Pertama, kemudahan akses pembiayaan kepada pelaku usaha mikro melalui pemberian hibah (BPUM) kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro sebesar Rp 15,36 triliun pada 2021. Di luar BPUM ada juga pembiayaan PNM yang tumbuh. UKM diberikan tambahan subsidi bunga KUR 3 persen dan telah disalurkan kepada 7,5 juta debitur dengan pembiayaan Rp 278,38 triliun atau 97, 81 persen daro target Rp 285 triliun per 30 Desember 2021.

Pelaku koperasi mendapat fasilitas pembiayaan bunga ringan (3 persen sliding) dengan realisasi sebesar Rp 1,64 triliun atau 102,6 persen dari target Rp 1,6 triliun (LPDB, per 26 Desember 2021)

  • Kedua, perluasan pasar dan digitalisasi. Dalam kurun waktu satu tahun, onboarding UMKM meningkat pesat dari sebelumnya 8 juta di awal 2020 menjadi 16,9 juta pada November 2021.
  • Ketiga, kemitraan. Pada 2021 telah dimulai kemitraan dengan 9 BUMN dan sejumlah perusahaan swasta, seperti PT Mitra Bumdes Nusantara, Microsave Consulting, Uniqlo, IKEA, Tokopedia, MNC Group, Ina Product, Grab, dan Gojek.
  • Keempat, pendataan yang disinergikan ke dalam NIB, BPUM, KUR, dan Koperasi.
  • Kelima, reformasi birokrasi melalui penyederhanaan kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM dari sebelumnya 6 kedeputian pada 2020 menjadi hanya 4 kedeputian pada 2021.

Smesco Indonesia diarahkan fokus pada pengembangan UMKM dan koperasi berdaya saing global. Adapun, LPDB fokus pada pengembangan koperasi sektor riil dan pengembangan model bisnis.

Penulis: NCP/ Tim Konglomerator.com

Sumber: https://money.kompas.com

Gambar: Pixabay


Entrepreneur_id bisniscom jagoanbisnis midset_bisnis motivasi_entrepreneurid pebisnismuda_id