Ekspor-Impor Penopang Pertumbuhan Ekonomi 2022, Berikut Komoditi Utamanya!
Bagi pelaku ekspor atau impor, mungkin tahun 2022 akan menjadi tahun kejayaan. Pasalnya Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan menyampaikan bahwa ekspor-impor dapat menjadi penopang yang cukup kuat untuk pertumbuhan ekonomi pada 2022.
“Ekspor dan impor diharapkan menjadi penopang yang cukup tinggi bagi pertumbuhan ekonomi di tahun depan, selain konsumsi rumah tangga,” kata Kasan pada webinar berjudul “Pemulihan di atas Fundamental Rapuh”, Rabu (24/11/2021).
Sebelumnya, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi 2022 sebesar 5% - 5,5% dengan kontribusi dari konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5% - 5,3%, ekspor tumbuh 5,8% - 7,9%, serta impor tumbuh 6,0% - 8,6%.
Selain itu, konsumsi pemerintah diproyeksikan mampu tumbuh sebesar 2,8% - 4,5% dan investasi yang tumbuh 5,6% - 7,0%. Sementara itu, Kemendag merancang outlook indikator strategis perdagangan 2022, di antaranya neraca perdagangan barang yang diasumsikan mencapai 19,1 miliar dollar AS – 19,6 miliar dollar AS. Kemudian estimasi pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa tumbuh 4,16%, ekspor non migas tumbuh 5,40 – 5,79%, dan rasio ekspor jasa terhadap PDB 1,5%.
Kasan memaparkan kondisi perekonomian 2022 akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain keberhasilan penanganan Covid-19, pulihnya konsumsi masyarakat, implementasi reformasi struktural, dan prospek pertumbuhan ekonomi global.
Kebijakan penanganan Covid-19 yang dilakukan secara komprehensif dan masih melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) disertai akselerasi program vaksinasi maupun sosialisasi dalam menjaga protokol kesehatan secara simultan, diperkirakan mampu mendorong masyarakat untuk melakukan aktivitas sosial ekonomi.
Kegiatan ekspor dan impor tentunya menguntungkan karena meningkatkan devisa negara, kegiatan ekonomi dan industri berkembang pesat, kelompok usaha atau perusahaan lokal berkesempatan untuk memperluas jangkauan pasarnya, dan masyarakat Indonesia bosa mendapat barang atau jasa yang tidak diproduksi dalam negeri karena keterbatasan sumber daya.
Contoh kegiatan ekspor yang menguntungkan Indonesia adalah ekspor hasil perkebunan, seperti perkebunan kelapa sawit, kopi, dan karet. Hasil perkebunan ini banyak diekspor ke Malaysia, China, Jepang, Jerman, Kanada, dan lain sebagainya. Selain hasil perkebunan, ekspor hasil laut seperti udang menjadi komoditas utama. Ekspor tekstil dan produk tekstil juga termasuk ke 10 besar unggulan ekspor Indonesia.
Sedangkan untuk komoditi impor yang menguntungkan Indonesia yaitu impor mesin dan peralatan mekanik menjadi yang utama. Selanjutnya produk farmasi dan kendaraan bermotor seta tenaga ahli juga menjadi salah satu komoditas impor utama .
Penulis: NCP/ Tim Konglomerator.com
Sumber: https://www.kompas.com/skola https://money.kompas.com/read
Gambar: Pixabay.com